Senin, 04 November 2013

Singapore Journey 03-11-2013 (part-2)

3 November 2013 part-2.

Sepucuk surat untuk Dia.

Hey Dia. Lama sudah tak berkabar denganMu. Apa kabar? Ku harap Kau di sana baik2 saja...
Semoga.

Aku di sini tengah merindu. Dengarlah desau rimbun daun kamboja yang terkuak angin di belakangku. Dalam namaku aku berseru...
"Landu, engkau sudah Drop! Sebentar lagi engkau akan Shutted Down. Bisakah kau jalankan Energy Saving Mode untuk menghemat umur bateraimu?

Moyang Harimau kecil berumur 20 tahun yang selalu kutemani tiap aku merindu, Kawan. Tapi ini barulah 4 hari, 27 hari lagi sudah serasa siksa neraka bagiku. Mesti aku apakan lagi ini semua, sobat? Bagi denganMu? Memangnya Engkau sanggup?

Kawan..
Aku merindu sangat dalam. Kau tahu, senyumannya tergambar sangat asli di depan mataku. Aku rindu memeluknya sebelum tidur. Sehingga tanpa sehelai satin pun kami tetap merasa hangat. Aku rindu saat dia menatap mataku dengan iris matanya yang tebal namun berpendar itu. Aku rindu menyanyi bersama sebelum keberangkatanku ke mari, bermain ke rumah adik yang akupun tak tahu harus memanggilnya adik atau bukan, dan menghisap kretek kuning dengan 8 oz kopi panas hitam pekat di beranda rumah...

Kawan, apa Kau pernah merindu?
Beginikah Rasanya?
Lebih parah mana jika dibanding merindui diri sendiri?

Puncak tinggi menara apartemen ini dihiasi lampu gemerlap. Raungan Ferarri dan Renault membanjiri lorong2 lajur kiri. Enam belas sofa di depanku ditemani oleh satu meja di masing-masing empatnya. Eskalator kembar dengan tong sampah putih mengilap terbujur kaku di antaranya. Bagiku, itu sudah padat. Namun mengapa di kalbu ini masih sepi?

Masih sepi...

Masih sepi...

Masih merindu...

Dan tetap akan merindu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar